Agar Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan telah meninggalkan kita segala aktifitasnya, seharusnya, setelah kita dididik selama satu bulan penuh, keimanan kita dan ketaqwaan kita meningkat, minimal seperti yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan. Namun apa yang sering terjadi? Seiring dengan Ramadhan berlalu, kebiasaan pengamalan ibadah di bulan Ramadhan dan prilakupun turut serta berlalu.

Apa yang harus kita lakukan agar semangat Ramadhan tidak padam dalam diri kita? Bagaimana agar hati kita menjadikan Ramadhan sepanjang tahun?

Beberapa kiat meramadhankan sepanjang tahun:

1. Niat.
Niat untuk meramadhankan sepanjang tahun adalah suatu keharusan yang harus tertanam dalam diri seseorang, sebab, niat itu meliputi tekad, motivasi, kemauan dan usaha untuk menjaga ibadah-ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan sampai Ramadhan yang akan datang. Sehubungan dengan itu, Rasulullah saw bersabda yang artinya :

“Sesungguhnya amal perbuatan itu harus disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang berhijrah hanya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang yang hijrah karena dunia yang iua harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang diinginkan”. (HR. Bukhari Muslim)

2. Memiliki ilmu.
Ramadhan akan selalu ada sepanjang masa selama kita memiliki ilmu/pengetahuan, tanpa ilmu Ramadhan tidak akan ada. Karena amal perbuatan tidak akan benar dan sempurna kecuali telah dilandasi oleh ilmu. Amal perbuatan tanpa ilmu akan sia-sia, akan lebih banyak salahnya dari pada benarnya. Pengarang kitab Zubad menerangkan dalam Syairnya :

“Maka barang siapa yang beramal tanpa memiliki ilmu, maka amal perbuatannya sia-sia tidak akan diterima (Allah)”.

3. Sabar.
Puasa adalah sebuah sarana ujian, dan ujian ini intinya adalah sabar, maka apa yang telah selama Ramadhan hendaknya dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya selama 11 bulan. Artinya sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan sunnahNya, dan sabar untuk tidak melaksanakan seluruh yang dilarangNya. Allah SWT menjamin orang-orang sabar dengan pahala tanpa batas: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az Zumar: 10)

4. Istiqamah.
Ibadah-ibadah yang selama ini dilakukan di bulan Ramadhan akan terus bergema, jika kita memiliki pendirian yang kuat untuk melaksanakan kebiasan itu di bulan-bulan lain. Kondisi inilah yang akan menghasilkan keberkahan tetap terjaga seperti di saat-saat bulan Ramadhan, jika kita. Pertama; tetap melakukan amal ibadah dan kebaikan yang kita lakukan selama di bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, kita harus lakukan juga pada pasca Ramadhan, tidak hanya yang wajibnya saja, tetapi juga yang sunah-sunahnya, seperti “qiyamul lail”, shalat witir, shalat tahajud dan lain-lain. Kedua, bisa menjaga dari seluruh larangan dalam ajaran Islam. Dengan menjaga tidak berbuat yang dilarang dan melakasanakan yang diperintahkan-Nya, maka insya Allah keberkahan Ramadhan akan berlanjut menyertai kita. Allah memerintahkan kepada kita untuk berteguh dalam ketetapan, antara lin berbunyi yang artinya :

“Tetap teguhlah kamu dalam berpendirian sebagaimana yang telah diperintahkan kepadamu …” (QS. Hud: 113)

Kemudian ayat lain menyebutkan yang artinya :

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat : 30)

Dua ayat tersebut di atas, menerangkan bahwa Allah berjanji akan memberikan keteguhann hati dalam kebenaran dan tidak takut kepada siapapun kecuali takut hanya kepada Allah dan balasan baginya adalah “Jannah” yang penuh dengan keni’matan.

5. Mempertahankan keimanan dan ketaqwaan.
Keimanan dan ketaqwaan yang terpancar di bulan Ramadhan wajib dipertahankan untuk dijaga dan dipupuk dengan sebaik-baiknya pada bulan-bulan berikutnya sampai ketemu Ramadhan yang akan datang. Allah akan memberikan sosuli kepada siapa saja yang bertaqwa kepada-Nya seperti dalam firman-Nya yang artinya :

“… Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya . . . (QS. At Thalaq : 2-3)

Untuk mengetahui apakah seseorang sudah bertaqwa kepada Allah atau belum, Al Faqih menjelaskan tanda-tanda orang yang bertaqwa Allah akan Nampak dalam tujuh hal :

  1. Menjaga lisannya, sehingga lisannya tidak akan berbohong, menggunjing dan mengeluarkan kata-kata yang tidak penting. Lisannya hanya digunakan untuk selalu berzikir kepada Allah, membaca Al Qur’an dan mempelajari ilmu yang bermanfaat.
  2. Menjaga perutnya, di mana ia tidak akan memasukan makanan ke dalamnya melainkan makanan yang baik dan halal, dan ia makan makanan yang halal itu hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya.
  3. Menjaga penglihatannya, di mana ia tidak akan melihat pandangan yang haram dan tidak melihat dunia dengan pandangan rakus, akan tetapi melihatnya hanya untuk mengambil pelajaran.
  4. Menjaga tangannya, di mana ia tidak menggunakan tangannya untuk hal-hal yang haram, akan tetapi menggunakannya dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT.
  5. Menjaga kedua kakinya, di mana ia tidak akan berjalan untuk ma’siat.
  6. Menjaga hatinya, di mana ia membersihkan hatinya dari rasa permusahan, kebencian, dan kedengkian kepada sesama manusia, akan tetapi hatinya dihiasi dengan rasa ingin memberi nasihat dan kasih sayang kepada sesama kaum muslim.
  7. Menjaga ketaatannya, di mana rasa taatnya itu ditujukan hanya karena Allah semata; ia takut riya dan nifak.Apabila seseorang telah melakukan ketujuh hal tersebut, maka ia termasuk orang-orang yang disinyalir oleh firman Allah antara lain, yang artinya :

    “… dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Az Zuhkhruf : 35)

    Ayat lain menyebutkan, yang artinya “

    “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman”, (QS. Ad Dukhan : 51)

    6. Lingkungan yang baik.
    Lingkungan yang baik akan mendorong seseorang di bulan Ramadhan dan sesudah Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini faktor terpenting dalam kehidupan seseorang. Jadi kalau lingkungannya rusak maka seseorang akan rusak. Kenapa orang yang berhaji bisa bangun tengah malam pergi ke masjid baik ketika di Makkah maupun di Madinah, bisa shalatnya lebih teratur, terlebih kalau jamaah sedang mengerjakan shalat “arba’in”. Kenapa anak-anak di bulan Ramadhan berpuasa, padahal sebelum atau sesudah Ramadhan tidak puasa. Itu semua karena lingkungan. Jadi lingkungan juga merupakan faktor dominan untuk menentukan seseorang berbuat sesuatu.

    Apa saja yang termasuk lingkungan; diantaranya keluarga, teman, masyarakat, bacaan, media, kantor, itu semua dapat membentuk pribadi seseorang untuk berbuat sesuatu. Jika semua lingkungannya baik, maka ia akan berbuat baik. Dan sebaliknya jika lingkungannya jelek maka ia akan berbuat jahat. Dengan melihat lingkungan yang baik, dipastikan ia akan berbuat baik, ini pengingat, maka dalam ilmu jiwa dinamai “ilmu jiwa jangkar”. Kalau seseorang memegang sakunya yang terpegang tasbis, padahal ia sendiri mungkin tidak ingat bahwa di sakunya itu ada tasbis. Maka tasbis itu pengingat dia untuk bertasbis kepada sang Khaliq, tasbis itu adalah jangkar dia. Oleh sebab itu, agar tetap mengingat Ramadhan, maka buatlah jangkar untuk tetap dalam koridor Ramadhan walaupun tidak berada pada bulan Ramdhan. Semoga kita dapat menjadikan Ramadhan sepanjang tahun. Amin. (sumber:bimas islam)

Author: deltapapa

Saya adalah manusia biasa yang menjalani hidup dengan sederhana dan membuat prasasti keberadaan saya dengan blog ini. Selamat membaca dan terima kasih telah singgah, meski hanya sejenak.

One thought on “Agar Ramadhan Sepanjang Tahun”

  1. Mohon ijin, puisinya saya copy untuk dibacakan anak – anak pada acara “ngabuburit anank – anak sanggar’, Sanggar Kreatif and Fun, Puri Alam Kencana II Nanggewer Mekar Kab. Bogor

Leave a comment